Senin, 10 Juni 2013

Puncak Kegiatan Hari Jadi Kota Putussibau Ke-118 Tahun 2013


Putussibau, 01 Juni merupakan hari bersejarah bagi masyarakat Putussibau, karena pada 1 Juni 2013 ini Kota Putussibau sudah sampai pada usia 118, masa yang terbilang tua bagi masyarakat Putussibau pada masa sekarang.
Membuka acara kegiatan puncak Hari Jadi Kota Putussibau diawali dengan do’a yang dipimpin oleh Ustadz Zainudin, S. Ag dari Kementerian Agama Kabupaten Kapuas Hulu.
Menurut ketua Panitia Hari Jadi Kota Putussibau ke-118, kegiatan ini mempunyai tujuan diantaranya agar masyarakat Putussibau lebih mengenal dengan sejarah dan lebih mencintai terhadap Kota Putussibau serta mengambil tema “Hari Jadi Kota Putussibau ke-118 sebagai Momentum mewujudkan Inovasi dan kreativitas menuju Kota yang maju, Mandiri, dan Sejahtera”. Kegiatan Hari Jadi ini merupakan agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu sebagai ajang silaturahim antar warga Kota Putussibau.
kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka Hari Jadi Kota Putussibau ke-118 Tahun 2013 diantaranya Bakti Sosial dengan melakukan aksi membersihkan fasilitas umum, tempat-tempat ibadah di Putussibau Utara dan Putussibau Selatan, anjangsana ke RSUD dr. Achmad Diponegoro dan SDLB denganmemberikan bingkisan kepada para pasien dan para siswa SDLB, Olah Raga, yakni mengadakan senam massal, jalan sehat, lomba sampan, dan bola bakar, serta mengadakan perlombaan dengan mengadakan lomba burung berkicau dan lomba kreasi kue tradisional.
Kemudian dalam sambutannya, Bupati Kapuas Hulu, AM. Nasir, SH menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan dukungan terhadap pemerintah, dan mengajak untuk merenung sejarah Kota Putussibau, kita sebagai penerus untuk membangun Kapuas Hulu. Kota Putussibau berasal dari dua kata, “Putus” dan “Sibau”, memang dahulunya Putussibau merupakan kota yang “putus” untuk menuju akses ke ibu kota provinsi maupun negara lain, namun sekarang Putussibau sudah tidak “putus” lagi, karena akses menuju Ibu Kota Provinsi sekarang bisa ditempuh dengan perjalanan udara dan akses ke luar negeri pun sudah bisa dijangkau dari Kota Putussibau. Dan pada tanggal 12 Mei 2013 Kapuas Hulu merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Barat yang melakukan ekspor CEO ke luar negeri untuk yang perdana. Termasuk tahun 2013 sedang direncanakan dan sedang dikerjakan pembangunan jalan dari Kapuas Hulu, Nanga Erak menuju Kalimantan Timur.
Semoga dengan Hari Jadi Kota Putussibau ke-118 menjadikan saling bahu-membahu antara pemerintah, masyarakat serta semua pihak untuk selalu berinovasi dan berkreasi dalam segala bidang menuju
Kota yang maju, Mandiri, dan Sejahtera amin

http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=345242166843017923#editor/src=dashboard

Jumat, 31 Mei 2013

http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=345242166843017923#editor/target=post;postID=6411166707618402765









Kebudayaan Daerah Kapuas Hulu terdiri dari dua etnis besar yaitu Dayak dan Melayu yang memiliki tradisi seni dan budaya serta peninggalan sejarah purbakala yang mempunyai daya tarik tersendiri sebagai salah satu obyek wisata dan juga sebagai unsur penunjang terciptanya Sapta Pesona Industri Pariwisata.
Keunikan seni budaya masyarakat Dayak dan Melayu yang tumbuh dan berkembang secara tradisional yang mempunyai karakteristik tersendiri yang masih bersifat alami, namun di sisi lain adanya beberapa nilai tertentu yang mengalami kondisi krisis akibat pengaruh arus globalisasi dan budaya asing tetapi tidak mengurangi dari norma-norma adat istiadat budaya kedua etnis tersebut.
Adapun jenis-jenis budaya Dayak dan Melayu yang terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu yang dapat di jadikan sebagai obyek wisata antara lain :
  1. Atraksi seni yang dikelola oleh 69 buah sanggar dengan jumlah seniman sebanyak 1.223 Orang terdiri dari: Seni Musik, Seni Teater, Seni Sastra, Seni Rupa, Seni Kriya Dayak dan Melayu baik tradisional maupun non-tradisional.
  2. Upacara adat/ritual adat baik dari suku Dayak maupun suku Melayu yang sangat unik yaitu :
    1. Dari suku Melayu berupa : Tarian Jepin, Syair, Pantun, Qasidah dan Hadrah yang sering digunakan pada Upacara Adat dalam menyambut tamu tertentu baik itu pejabat negara maupun daerah serta juga di gunakan pada saat upacara adat pesta perkawinan.
    2. Dari suku Dayak berupa :
  3. Baranangis dari suku Dayak Embaloh.
  4. Nyonjoan dari suku Dayak Embaloh.
  5. Mandung  dari suku Dayak Taman.
  6. Bejande, Betimang dan Bedudu dari suku Dayak Kantuk.
  7. Dange’ dari suku Dayak Kayan mendalam.
  8. Ngajat dan Sandauari dan Gawai Kenalang dari suku Dayak Iban.
  9. Desa kerajinan/ sentra seni rupa yang terdapat hampir di semua kecamatan seperti: Tenun Ikat Tradisional, Anyam-Anyaman, Manik-manik, Ukir-Ukiran, Tameng, Lukisan dan Pandai Besi.
  10. Perkampungan tradisional dengan ciri khas rumah tinggal yang masih tradisional berupa Rumah Adat Betang Panjang serta pemukiman tradisional masyarakat Melayu Kapuas Hulu  :
Rumah Adat Betang Panjang yang masih Unik dari Suku Dayak antara lain  :



CAGAR BUDAYA PENINGGALAN BERSEJARAH 

KABUPATEN KAPUAS HULU 

No
JENIS PENINGGAL
L O K A S I
1
Situs Purbakala
Nanga Balang
2
R. Betang Sawe/suai
Suai
3
R. Betang Melapi 1-5
Desa Malapi
4
R. Betang Inko’ Tambe
Inko’ Tambe
5
R. Sayut
Desa Sayut
6
R. Betang lunsa Hilir
Lunsa Hilir
7
R. Betang Lunsa Hulu
Lunsa Hulu
8
R. Betang Semangkok 1-2
Desa Semangkok
9
R. Betang sibau Hilir
Desa Sibau Hilir
10
R. Betang Sibau Hulu
Desa Sibau Hulu
11
R. Betang Sei Uluk Palin
Desa Palin
12
R. Betang Benua Tengah
Desa Benua Tengah
13
R. Betang Panjang Na. Nyabau
Desa NangaNyabau
14
R. Betang Baligundi
Desa sibau Hulu
15
R. Betang Panjang Bukung
Bukung
16
R. Betang Panjang Sei Utik
Sei Utik
17
R. Betang Insanak
Desa Insanak
18
R. Betang Panjang Sei Uluk Palin
Sei Uluk Palin
19
R. Duka Tradisional Surambi
Desa Semangkok
20
Makam Tokoh Pahlawan Mara Juang
Makam Pahlawan Marah Juang
21
Gereja Tua Bersejarah St Fedelis
Sejiram
22
Batu Kapal
Riam Mengelai
23
Masjid Tua Baiturrahim
Nanga Bunut
24
Masjid Jami Selimbau
Selimbau
25
Batu Puja
Semitau
26
Danau Sentarum
Danau Sentarum

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Kapuas Hulu
 

Selasa, 28 Mei 2013

Kapuas Hulu



Letak dan Luas Wilayah
Kabupaten Kapuas Hulu secara astronomi terletak antara 0,50 Lintang Utara sampai 1,40 Lintang Selatan dan antara 111,400 Bujur Barat sampai 114,100 Bujur Timur dengan Ibukota Putussibau. Adapun Batas-Batas Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu adalah sebagai berikut :
  • Sebelah Utara  : Berbatasan dengan Serawak (Malaysia Timur)
  • Sebalah Barat :  Berbatasan dengan Kabupaten Sintang
  • Sebelah Timur :  Berbatasan dengan Provinsi Kaltim dan Kalimantan TengahSebelah
  • Selatan :  Berbatasan dengan Kabupaten Sintang dan Provinsi Kalimantan Tengah
Secara umum Kabupaten Kapuas Hulu memanjang dari arah Barat ke Timur, dengan jarak tempuh terpanjang ±240 Km dan melebar dari Utara ke Selatan ±126,70 Km serta merupakan Kabupaten paling Timur di Provinsi Kaliamantan Barat. Jarak tempuh dari Ibukota Provinsi adalah ±657 Km melalui jalan darat, ±842 Km melalui jalur aliran sungai kapuas dan ± 1,5 jam penerbangan udara.
Luas Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu seluruhnya adalah 29.842 Km2  yang merupakan 20,33 % dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat (146.807 Km2). Secara Administratif Surat Keputusan Bupati Kapuas Hulu Nomor 143 Tahun 2007, Kabupaten Kapuas Hulu di bagi menjadi 25 Kecamatan, 4 Kelurahan, 208 Desa dan 547 Dusun.
Kebudayaan dan Pariwisata
Kebudayaan Daerah Kapuas Hulu terdiri dari dua etnis besar yaitu Dayak dan Melayu yang memiliki tradisi seni dan budaya serta peninggalan sejarah purbakala yang mempunyai daya tarik tersendiri sebagai salah satu obyek wisata dan juga sebagai unsur penunjang terciptanya Sapta Pesona Industri Pariwisata.
Keunikan seni budaya masyarakat Dayak dan Melayu yang tumbuh dan berkembang secara tradisional yang mempunyai karakteristik tersendiri yang masih bersifat alami, namun di sisi lain adanya beberapa nilai tertentu yang mengalami kondisi krisis akibat pengaruh arus globalisasi dan budaya asing tetapi tidak mengurangi dari norma-norma adat istiadat budaya kedua etnis tersebut.
Adapun jenis-jenis budaya Dayak dan Melayu yang terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu yang dapat di jadikan sebagai obyek wisata antara lain:
  1. Atraksi seni yang dikelola oleh 69 buah sanggar dengan jumlah seniman sebanyak 1.223 Orang terdiri dari: Seni Musik, Seni Teater, Seni Sastra, Seni Rupa, Seni Kriya Dayak dan Melayu baik tradisional maupun non-tradisional.
  2. Upacara adat/ritual adat baik dari suku Dayak maupun suku Melayu yang sangat unik yaitu :
    1. Dari suku Melayu berupa : Tarian Jepin, Syair, Pantun, Qasidah dan Hadrah yang sering digunakan pada Upacara Adat dalam menyambut tamu tertentu baik itu pejabat negara maupun daerah serta juga di gunakan pada saat upacara adat pesta perkawinan.
    2. Dari suku Dayak berupa :
  3. Baranangis dari suku Dayak Embaloh.
  4. Nyonjoan dari suku Dayak Embaloh.
  5. Mandung  dari suku Dayak Taman.
  6. Bejande, Betimang dan Bedudu dari suku Dayak Kantuk.
  7. Dange’ dari suku Dayak Kayan mendalam.
  8. Ngajat dan Sandauari dan Gawai Kenalang dari suku Dayak Iban.
  9. Desa kerajinan/ sentra seni rupa yang terdapat hampir di semua kecamatan seperti: Tenun Ikat Tradisional, Anyam-Anyaman, Manik-manik, Ukir-Ukiran, Tameng, Lukisan dan Pandai Besi.
  10. Perkampungan tradisional dengan ciri khas rumah tinggal yang masih tradisional berupa Rumah Adat Betang Panjang serta pemukiman tradisional masyarakat Melayu Kapuas Hulu